Minggu, 21 Desember 2014

BENTUK-BENTUK KARANGAN

Oleh : Hendri Permana


PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Banyak sekali orang yang ingin menuangkan kisah dalam perjalanan hidupnya melalui sebuah tulisan, mereka merasa dengan tulisanlah maka kisah mereka akan abadi dan akan terus terjaga dalam sebuah buku yang dapat disimpan dalam koleksi perpustakaanya. Akan tetapi proses untuk menuangkan sebuah kisah dalam tulisan tersebut tidaklah mudah, karena harus memakai bahasa yang baik, benar dan mudah difahami oleh para pembaca.
Kisah nyata ataupun fiktif, apabila keduanya dituangkan dalam sebuah tulisan maka akan menghasilkan sebuah karangan yang bisa memberikan sebuah gambaran bagi pembaca atas pelaku yang ada dalam karangan tersebut. Oleh sebab itu, karangan harus ditulis dengan baik sesuai retorika penulisan karangan yang benar agar sebuah alur yang ada dalam karangan tersebut tidak lari dari pesan yang ingin disampaikan kepada para pembaca,maka kami disini akan mencoba menguraikan bagaimana agar sebuah karangan yang kita karang tidak ngasal dan tidak berputar-putar alur kisahnya dengan memberikan sebuah penjelasan singkat tentang bagaimana cara menyusun sebuah karangan.


1.2  Sistematika penulisan
a.       Bentuk-bentuk karangan
b.      Proses penulisan
c.       Hubungan antara membaca dan mengarang


PEMBAHASAN
2.1  Bentuk – bentuk karangan
Dilihat dari tujuannya, karangan memiliki bentuk – bentuk  sebagai berikut :
1.      Deskripsi
Deskripsi adalah sebuah gambaran tentang suatu keadaan, seolah-olah pembaca merasakan, melihat, mendengar dan membayangkan gambaran tersebut yang bertujuan untuk memberikan perincian tentang sebuah situasi yang ada pada karangan tersebut.
Jenis Karangan Deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
1.      Deskripsi Ekspositori
Merupakan karangan yang sangat logis, biasanya merupakan daftar rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
2.      Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.

 2. NARASI
Narasi merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis narasi
a. Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
     3.  EKSPOSISI
Karangan yang berisikan sebuah uraiangan atau penjelasan suatu topik dengan tujuan memberikan informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
4.      ARGUMENTASI
karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Ada unsur opini dan data juga fakta sebagai penyokong opini tersebut.
5.      PERSUASI
Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
2.2 Proses penulisan
Sebelum menulis sebuah karangan, kita harus menyusun sebuah kerangka karangan yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses menyusun karangan.
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat butir – butir persoalan dari suatu karangan yang akan dibuat (soprian, 2000 : 23) . dalam menyusun kerangka karangan, maka harus diperhatikan hal – hal berukut ini:
a.       Menetapkan topik yang akan dijadikan karangan
b.      Menyusun kerangka karangan
c.       Mengembangakn kerangka karangan
Contoh dalam pembuatan karangan yang bertema tentang transportasi, maka ada kerangka yang harus disusun sebagai berikut:
1. Jenis-jenis transportasi
1.1 Tarnsportasi darat
1.2 Transportasi laut
1.3 Transportasi udara
2. Kegunaan sarana transportasi
3. Transportasi dipedesaan dansebagainya.
Beda halnya dengan kerangka yang digunakan untuk membuat karya tulis ilmiah, dalam penulisan karya tulis ilmiah harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1.      PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
B.     Permasalahan dan pembahasan masalah
C.     Tujuan penelitian
D.    Metode penelitian
E.     Kegunaan penelitian
2.      PEMBAHASAN
3.      PENUTUP

2.3  Hubungan antara membaca dan mengarang
Dalam hubungan antara membaca dan mengarang memiliki keterkaiatan yang tidak bisa ditinggalkan salah satunya, karena dengan banyak membaca secara otomatis akan muncul kata-kata yang mampu mendeskripsikan sebuah karangan yang ingin dibuat, oleh sebab itu, membaca adalah modal utama dalam proses pembuatan sebuah karangan.
Jika membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Anda bisa menggabungkan sebuah khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sangat sulit bagi seseorang untuk menulis sesuatu yang di luar dirinya. Di luar apa yang pernah dia miliki sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu terlebih dahulu sebelum bisa memberikan kepada orang lain. Seseorang harus memiliki wawasan terlebih dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada orang lain.
Dengan demikian membaca mau tidak mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang yang berkeinginan untuk bisa menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya karena terlalu sedikit stok informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus menambah stok tersebut agar proses menulis menjadi lancar.
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang. Berikut saya paparkan manfaat membaca bagi keterampilan menulis.
a.       Membaca memperluas wawasan
b.      Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
c. membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih berpengalaman
d.      Membaca membuat ide Anda melimpah
e.      Membaca menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
f.       Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil kapan saja
g.      Membaca membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
h.  Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda pakai dalam menulis
i.   Membaca membuat Anda mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
j.        Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali
Rajin Membaca, Aktif Menulis
Seorang penulis kreatif akan sukses jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana menginginkan hal-hal baru dan melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup. Tidak mudah menyerah, selalu memiliki solusi alternatif dan menghasil ide-ide terobosan dalam mengembangkan tulisannya. Tak kalah penting, kita harus berani keluar dari kebiasaan dan tidak terkungkung dengan apa yang ada saat ini adalah salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang layak disebut sebagai tulisan kreatif.
  
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat kerangka karangan dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Dalam hal penulisan karangan ini maka sangat perlu sekali diperhatikan tentang pembuatan kerangka karangan, menurut kami sudah mumpuni pembuatan kerangka karangan seperti berikut ini:
a. Menetapkan topik yang akan dijadikan karangan
b. Menyusun kerangka karangan
c. Mengembangakn kerangka karangan
  
DAFTAR PUSTAKA

1.      Soprian,2000, bahasa dan sastra indonesia.bandung : cv. Lubuk agung
2.      Suyono,2005, cerdas berpikir bahasa dan sastra indonesia.bandung: ganeca exact
4.      http://metra2277.blogspot.com/2012/12/hubungan-antara-membaca-dan-menulis.html
           
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar