Oleh : Hendri Permana
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Banyak
sekali orang yang ingin menuangkan kisah dalam perjalanan hidupnya melalui
sebuah tulisan, mereka merasa dengan tulisanlah maka kisah mereka akan abadi
dan akan terus terjaga dalam sebuah buku yang dapat disimpan dalam koleksi
perpustakaanya. Akan tetapi proses untuk menuangkan sebuah kisah dalam tulisan
tersebut tidaklah mudah, karena harus memakai bahasa yang baik, benar dan mudah
difahami oleh para pembaca.
Kisah
nyata ataupun fiktif, apabila keduanya dituangkan dalam sebuah tulisan maka
akan menghasilkan sebuah karangan yang bisa memberikan sebuah gambaran bagi
pembaca atas pelaku yang ada dalam karangan tersebut. Oleh sebab itu, karangan
harus ditulis dengan baik sesuai retorika penulisan karangan yang benar agar
sebuah alur yang ada dalam karangan tersebut tidak lari dari pesan yang ingin
disampaikan kepada para pembaca,maka kami disini akan mencoba menguraikan
bagaimana agar sebuah karangan yang kita karang tidak ngasal dan tidak
berputar-putar alur kisahnya dengan memberikan sebuah penjelasan singkat
tentang bagaimana cara menyusun sebuah karangan.
1.2 Sistematika penulisan
a.
Bentuk-bentuk
karangan
b.
Proses
penulisan
c.
Hubungan
antara membaca dan mengarang
PEMBAHASAN
2.1
Bentuk – bentuk karangan
Dilihat dari tujuannya, karangan memiliki bentuk – bentuk sebagai berikut :
1.
Deskripsi
Deskripsi
adalah sebuah gambaran tentang suatu keadaan, seolah-olah pembaca merasakan,
melihat, mendengar dan membayangkan gambaran tersebut yang bertujuan untuk
memberikan perincian tentang sebuah situasi yang ada pada karangan tersebut.
Jenis Karangan
Deskripsi
Secara garis besar ada
2 macam bentuk karangan deskripsi:
1. Deskripsi Ekspositori
Merupakan karangan yang
sangat logis, biasanya merupakan daftar rincian atau halyang penting-penting
saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
2. Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang
menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi
impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika
melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.
2. NARASI
Narasi merupakan karangan kisahan yang
memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun
peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok
sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot
atau alur.
Jenis-jenis
narasi
a. Narasi informatif adalah narasi yang
memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik adalah narasi yang
memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam
narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang
sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan
mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya.
Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga
berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan
unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah narasi yang berusaha
untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung
kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta
yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha
untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung
kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
3. EKSPOSISI
Karangan yang berisikan
sebuah uraiangan atau penjelasan suatu topik dengan tujuan memberikan informasi
atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
4.
ARGUMENTASI
karangan ini bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan fakta sebagai alasan atau bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.
Ada unsur opini dan data juga fakta sebagai penyokong opini tersebut.
5.
PERSUASI
Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan
yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan
mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap
motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan
penulis dalam karangannya.
2.2 Proses penulisan
Sebelum
menulis sebuah karangan, kita harus menyusun sebuah kerangka karangan yang
dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses menyusun karangan.
Kerangka
karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat butir – butir persoalan dari
suatu karangan yang akan dibuat (soprian, 2000 : 23) . dalam menyusun kerangka
karangan, maka harus diperhatikan hal – hal berukut ini:
a.
Menetapkan
topik yang akan dijadikan karangan
b.
Menyusun
kerangka karangan
c.
Mengembangakn
kerangka karangan
Contoh
dalam pembuatan karangan yang bertema tentang transportasi, maka ada kerangka
yang harus disusun sebagai berikut:
1.
Jenis-jenis transportasi
1.1
Tarnsportasi darat
1.2
Transportasi laut
1.3
Transportasi udara
2.
Kegunaan sarana transportasi
3.
Transportasi dipedesaan dansebagainya.
Beda halnya
dengan kerangka yang digunakan untuk membuat karya tulis ilmiah, dalam
penulisan karya tulis ilmiah harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
B.
Permasalahan
dan pembahasan masalah
C.
Tujuan
penelitian
D.
Metode
penelitian
E.
Kegunaan
penelitian
2.
PEMBAHASAN
3.
PENUTUP
2.3
Hubungan antara membaca dan mengarang
Dalam
hubungan antara membaca dan mengarang memiliki keterkaiatan yang tidak bisa
ditinggalkan salah satunya, karena dengan banyak membaca secara otomatis akan
muncul kata-kata yang mampu mendeskripsikan sebuah karangan yang ingin dibuat,
oleh sebab itu, membaca adalah modal utama dalam proses pembuatan sebuah
karangan.
Jika membaca adalah
proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya
sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali
khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Anda bisa menggabungkan sebuah
khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sangat sulit bagi
seseorang untuk menulis sesuatu yang di luar dirinya. Di luar apa yang pernah
dia miliki sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu terlebih dahulu sebelum
bisa memberikan kepada orang lain. Seseorang harus memiliki wawasan terlebih
dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada orang lain.
Dengan demikian membaca mau tidak
mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang yang berkeinginan untuk bisa
menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan selalu berhenti pada
kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya karena terlalu sedikit
stok informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus menambah stok tersebut
agar proses menulis menjadi lancar.
Begitu besar manfaat membaca untuk
mengasah keterampilan menulis seseorang. Berikut saya paparkan manfaat membaca
bagi keterampilan menulis.
a. Membaca
memperluas wawasan
b. Membaca
membantu melihat sudut pandang yang berbeda
c. membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai
oleh orang yang lebih berpengalaman
d. Membaca
membuat ide Anda melimpah
e. Membaca
menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
f. Membaca
merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil
kapan saja
g. Membaca
membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
h. Membaca memperkaya kosa kata,
pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda pakai dalam menulis
i. Membaca membuat Anda mampu
menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah
dari sebuah persoalan
j. Membaca
membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali
Rajin
Membaca, Aktif Menulis
Seorang penulis kreatif akan sukses
jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana menginginkan hal-hal baru dan
melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan
perbaikan dalam hidup. Tidak mudah menyerah, selalu memiliki solusi alternatif
dan menghasil ide-ide terobosan dalam mengembangkan tulisannya. Tak kalah
penting, kita harus berani keluar dari kebiasaan dan tidak terkungkung dengan
apa yang ada saat ini adalah salah satu hal yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan suatu produk tulisan yang layak disebut sebagai tulisan kreatif.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di
dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
kerangka karangan dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai
dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan
ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan
pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Dalam
hal penulisan karangan ini maka sangat perlu sekali diperhatikan tentang
pembuatan kerangka karangan, menurut kami sudah mumpuni pembuatan kerangka
karangan seperti berikut ini:
a. Menetapkan
topik yang akan dijadikan karangan
b. Menyusun
kerangka karangan
c. Mengembangakn
kerangka karangan
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Soprian,2000,
bahasa dan sastra indonesia.bandung : cv. Lubuk agung
2.
Suyono,2005,
cerdas berpikir bahasa dan sastra indonesia.bandung: ganeca exact
4.
http://metra2277.blogspot.com/2012/12/hubungan-antara-membaca-dan-menulis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar